Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
Kompetensi Lulusan yang Dituju
Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai berikut:
- Guru Penggerak secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya
- Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensinya secara aman dan nyaman
- Guru Penggerak memfasilitasi guru lain dalam merancang alur dan tujuan pembelajaran yang berorientasi pada masa depan.
Capaian Pembelajaran Umum
Secara umum, profil kompetensi yang ingin dicapai dari modul ini adalah:
- Guru Penggerak mampu secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan psikologis (well-being)
- Guru Penggerak paham dan mampu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman sehingga seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal
2.2.a.3. Mulai dari Diri - Modul 2.2
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP merefleksikan kompetensi sosial dan emosional dirinya maupun murid
Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
Selama menjadi pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Apa kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?
Pada tahun 2018 saya pernah menegur siswa dan melakukan kontak fisik. Alasan saya adalah karena waktu itu saya sedang piket dan siswa tersebut terlambat dan lompat pagar. akhirnya saya menghukum siswa tersebut dngan memukul menggunakan kayu. Pukulan tersebut tidak terlalu keras, karena saya sadar bahwa kita tidak diperbolehkan melakukan kontak fisik dengan siswa. Tetapi saya melakukan itu karena sedikit emosi. Setelah beberapa lama ternyata datang polisi bersama dengan orang tua dari siswa tersebut. Melaporkan adanya tindak kekerasan di sekolah. Jujur saja saya sangat shok karena tujuan saya mendisiplinkan siswa tersebut ternyata dibalas dengan hal yang berhubungan dengan hukum. akhirnya setelah di mediasi oleh pihak polisi kita sepakat berdamai dengan catatan saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan saya lagi dan siswa tersebut juga berjanji tidak akan mengulangi hal itu lagi.
Bagaimana Anda menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana Anda dapat bangkit kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis tersebut?
Saya menghadapi hal tersebut dengan perasaan yang takut dan perasaan bersalah. tetapi pihak kepolisian tetap mendukung saya karena pasti tujuan saya baik yakni mendisiplinkan siswa tetapi caranya saja yang salah. Saya mulai bangkit karena hal itu, saya berjanji dalam hati bahwa saya akan mendisiplikan siswa dengan cara yang baik. Adanya dukungan dari Kepala sekolah juga selalu menguatkan saya tentang apa yang saya lakukan dan sebagai manusia pasti pernah berbuat kesalahan. Teruslah menjadi guru yang baik yang mendidik anak-anak kita. Kata-kata itu membuat saya termotivasi untuk bangkit dari perasaan bersalah dan berupaya menjadi Guru yang lebih baik lagi.
Gambarkan diri Anda setelah melewati krisis tersebut.
Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?
Bagaimana dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran sebagai pendidik?
Saya mempelajari dari kasus tersebut bahwa saya tidak mampu mengendalikan emosi saya ketika itu. Saya belajar bahwa ketidakmampuan saya dalam mengendalikan emosi akan berujung pada persoalan yang berhubungan dengan hukum. Dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri saya dalam menjalankan peran sebagai pendidik adalah saya sekarang menjadi lebih mudah dalam mengontrol emosi saya ketika siswa berbuat kesalahan disekolah. lebih pada pendekatan kepada siswa ketimbang menghukum secara fisik.
Sebagai pendidik, Anda tentu pernah bertemu murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Setujukah Anda bahwa faktor-faktor tersebut membantu ia menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah? Jelaskan jawaban Anda dengan bukti atau contoh yang mendukung.
Saya sangat setuju dengan pernyataan bahwa murid yang memiliki pemahaman diri, ketangguhan, atau kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain dapat menjalani proses pembelajaran dengan lebih optimal di sekolah. Sebagai contoh ada siswa saya yang sangat tekun belajar dan sangat baik hubungannya dengan orang lain selalu mendapatkan prestasi disekolah baik bidang akademik maupun non akademik.
Dari kedua refleksi di atas, apa yang dapat Bapak/Ibu simpulkan tentang hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis Anda dan pembelajaran murid Anda?
Hubungan antara kompetensi sosial dan emosional dengan keberhasilan dalam pengelolaan krisis yaitu kemampuan sosial dan emosional yang baik akan membawa pada keberhasilan pengelolaan krisis. Dalam proses pembelajaran sosial dan emosional, guru dan murid dilatih supaya mampu memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri). Jika sudah memenuhi kompetensi tersebut, maka guru dan murid bisa menetapkan serta mencapai tujuan positif (manajemen diri). Selanjutnya, kompetensi sosial dan emosional juga menjadikan guru serta murid dapat merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain, atau disebut juga sebagai kesadaran sosial. Bila hal itu telah terpenuhi, maka untuk dapat membangun dan mempertahankan hubungan yang positif bukanlah hal sulit untuk dilakukan. Orang yang dapat mengelola hubungan sosial dan perasaan emosional dengan baik juga akan mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab. Sebab, sebelum menetapkan keputusan yang dibuat, mereka akan mempertimbangkan keputusannya itu. Apakah keputusan akan berdampak positif atau negatif terhadap lingkungan sekitarnya.
Harapan dan Ekspektasi
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?
Silahkan kemukakan Harapan bagi diri sendiri ?
Harapan untuk diri saya adalah saya menginginkan menjadi seorang Guru yang mampu mengontrol emosi, menjadi guru yang tangguh, serta dapat memotivasi siswa dengan baik agar mereka dapat menjadi manusia yang diharapkan oleh masyarakat.
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, apa yang Anda harapkan untuk pembelajaran selanjutnya ?
Silahkan kemukakan Harapan bagi murid-murid Anda ?
Harapan bagi siswa saya adalah agar dapat menghargai orang lain dan dapat mematuhi peraturan sekolah, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Saya juga berharap siswa fokus belajar untuk mencapai tujuan hidupnya dan selalu belajar dari kesalahan dan berpikir sebelum memulai tindakan.
2.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 2.2
Tujuan Pembelajaran Khusus:
- CGP dapat menjelaskan urgensi Pembelajaran Sosial dan Emosional untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
- CGP dapat menjelaskan konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
- CGP dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional (KSE).
- CGP dapat menjelaskan bagaimana implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas dan sekolah melalui 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.
2.2.a.4.1.a. Eksplorasi Konsep - Kasus 1
Pengantar dan Latar Belakang:
Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.
Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.
Saat itu jam pelajaran terakhir. Sebelum rapat panitia besar ulang tahun sekolah untuk memfinalisasi acara, Bapak Eling masuk ke kelas 9 untuk mengajar mata pelajaran PPKN. Sejak pagi, Bapak Eling sudah mengajar 3 kelas yang berbeda secara berurutan. Pada pelajaran ini, anak-anak diizinkan menggunakan gawai mereka untuk mengerjakan proyek kelompok. Setelah beberapa saat Bapak Eling melakukan pengecekan apakah setiap murid bekerja sesuai tugas dan tanggung jawab mereka. Saat mendekati meja salah satu murid, Diana, Pak Eling mendapati muridnya itu sedang menggunakan gawainya untuk mengerjakan tugas pelajaran lain. Bapak Eling spontan mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi. “Jadi ini yang dari tadi kamu lakukan?” Seisi ruang kelas terkejut. Wajah Diana memerah. Ia tampak malu dan tidak menyangka Bapak Eling merespon sekeras itu.
Jawablah pertanyaan berikut.
- Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
- Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran diri yang berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.
1. Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
Bapak Eling marah karena merasa bahwa anak-anak tidak menghargai beliau sebagai Guru. Pak Eling juga marah karena merasa bahwa Diana lebih mementingkan pelajaran lain ketimbang pelajaran PPKN.
2. Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran diri yang berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.
Pak eling seharusnya dapat mengendalikan emosinya atau mindfulness dengan tidak langsung mengatakan seperti itu. Pak Eling harusnya memahami kompetensi Sosial Emosional sebelum mengeluarkan kata-kata dengan nada tinggi.
2.2.a.4.1.b. Eksplorasi Konsep - Kasus 2
Pengantar dan Latar Belakang:
Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.
Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.
Setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir, Bapak Eling memimpin rapat panitia besar yang akan memutuskan revisi akhir acara. Rapat yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam menghasilkan tugas baru bagi Pak Eling untuk mempelajari perubahan proposal acara. Pak Eling perlu memastikan semua perencanaan, pengaturan personil, dan pengaturan anggaran sudah tepat. Sesuai rencana, panitia acara sudah harus mulai bekerja setelah proposal disetujui oleh kepala sekolah. Oleh karena itu, Bapak Eling diminta untuk mengirimkan proposal ini kepada kepala sekolah selambat-lambatnya lusa. Karena mendahulukan proposal ini, Bapak Eling pun lupa menyiapkan rubrik untuk pembelajaran PPKN keesokan harinya. Paginya, Bapak Eling, masuk kelas dan lupa mengunduh rubrik proyek PPKN sehingga proses pembelajaran sempat tersendat.
Pada akhirnya, semua pekerjaan tidak ada yang terselesaikan sampai sehari sebelum hari pengumpulan.
Pertanyaan diskusi:
- Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas
- Berdasarkan pemahaman Anda tentang KSE manajemen diri berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda
1. Situasi yang dihadapi pak eling sering juga terjadi diantara kita. Pak eling lebih fokus pada tugas tambahan dan mengabaikan tugas utamanya sebagai guru. Manajemen waktu yang baik harus dimiliki oleh semua guru. Sehingga ketika kita menghadapi masalah yang dihadapi pak eling kita mampu memanajemen waktu sehingga semua pekerjaan bisa terlaksana dengan baik.
2. Pak eling harusnya tetap memperhatikan tugas utamanya sebagai guru. Diantaranya adalah kesiapan dalam proses pembelajaran. Sebagai seorang guru, pak eling harus memiliki manajemen diri yang baik sehingga mampu mengatur waktu. Hal mana yang harus didahulukan atau menjadi prioritas.
2.2.a.4.1.c. Eksplorasi Konsep - Kasus 3
Pengantar dan Latar Belakang:
Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.
Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.
Saat mempelajari proposal acara perayaan ulang tahun sekolah di antara jam mengajar dan mengoreksi pekerjaan murid-murid, Bapak Eling menyadari salah seorang murid kelas 9 yang berprestasi dalam kejuaraan renang tidak mengumpulkan tugasnya. Murid tersebut mengungkapkan pada Bapak Eling bahwa dia sebenarnya merasakan lelah dan mengantuk saat berada di dalam kelas maupun di rumah karena latihan keras menjelang kejuaraan bulan depan. Bapak Eling menilai, seharusnya murid tersebut bekerja lebih keras sebagai konsekuensi dari pilihannya menjadi murid atlet. Murid tersebut meminta keringanan ataupun kesempatan untuk mengumpulkan tugasnya saat jam pulang sekolah namun Bapak Eling memutuskan tidak menerima dan konsekuensinya adalah murid tersebut tidak mendapatkan nilai tugas.
Pertanyaan refleksi.
- Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
- Berdasarkan pemahaman tentang KSE kesadaran sosial berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.
1. Situasi yang dihadapi Bapak Eling adalah mengerjakan beberapa tugas bersamaan, kurangnya pengelolaan emosi dan kurangnya kesadaran sosial ⟮empati). Dalam hal mengelola emosi Bapak Eling terlalu terburu-buru menilai bahwa siswa kurang berusaha keras. Padahal sebenarnya Bapak Eling Lah yang terlalu banyak mengambil peran dalam panitia sehingga menjadi tertekan. Dalam hal empati, Bapak Eling tidak melihat dari sudut pandang siswa atlet tersebut, yaitu tuntutan Latihan yang padat dan akademik di sekolah yang tidak ringan.
2. Kompetensi sosial dan emosional yang diperlukan Bapak Eling adalah
a. Kesadaran Diri-Pengenalan Emosi. Melalui kesadaran diri, Bapak Eling dapat memberi respons terhadap kondisi yang dihadapi dengan lebih tepat. Bapak Eling dapat menerapkan kesadaran penuh melalui teknik STOP ⟮berhenti, tarik napas dalam, amati, lanjutkan).
b. Pengelolaan Diri. Meskipun Bapak Eling dikejar deadline proposal, namun pada saat mengoreksi pekerjaan siswa seharusnya Bapak Eling mengelola emosi dan fokus pada pencapaian tujuan. Setelah mengoreksi pekerjaan siswa selesai, barulah Bapak Eling beralih pada proposal, atau fokus pada proposal dulu, setelah selesai baru mengoreksi pekerjaan siswa.
c. Kesadaran Sosial-Keterampilan Berempati. Bapak Eling seharusnya dapat merasakan posisi siswa atet berada, dan melihat perspektif dari sudu pandang siswa. Siswa sebagai atlet memiliki jadwal Latihan yang padat dan tugas sekolah yang menuntut fokus, sementara fisiknya sudah lelah.
2.2.a.4.1.d. Eksplorasi Konsep - Kasus 4
Pengantar dan Latar Belakang:
Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.
Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.
Setelah selesai memeriksa proposal acara perayaan ulang tahun sekolah, Bapak Eling mengirimkan proposal tersebut kepada kepala sekolah. Ternyata proposal yang dikirimkan oleh Bapak Eling dinilai tidak sesuai oleh kepala sekolah karena isinya harus sesuai dengan pengarahan awal yaitu agar acara lebih banyak melibatkan orang tua murid dan penyesuaian anggaran agar sesuai dengan budget yang diberikan sekolah. Bapak Eling tidak menyangka jika dia harus melakukan koreksi dan koordinasi ulang dengan tim acara. Revisi proposal tentu akan memakan waktu lagi dan Bapak Eling sudah membayangkan ini akan menghambat tugas-tugasnya yang lain. Bapak Eling mengungkapkan hal ini kepada panitia. Bapak Eling mengungkapkan bahwa dia tidak mau mengubah proposal dan meminta Wakil Ketua Panitia tersebut yang merevisi proposal.
Pertanyaan diskusi.
- Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
- Berdasarkan pemahaman tentang KSE keterampilan berelasi berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasinya dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda.
1. Situasi yang dihadapi Bapak Eling adalah kelelahan dan stress akibat beban kerja yang tinggi, hasil pekerjaan tidak optimal, sehingga respons kepala sekolah tidak sesuai harapan, akhirnya tidak mau merevisi kembali. Bapak Eling tidak dapat menyampaikan perasaannya tentang waktu yang mendesak jika harus merevisi kembali proposal tersebut, dan meminta wakil ketua panitia yang melakukannya.
2. Kompetensi sosial dan emosional yang diperlukan Bapak Eling dalam menghadapi masalah tersebut adalah:
A. Kesadaran diri-pengenalan emosi. Dalam melakukan tugasnya sebagai ketua panitia, Bapak Eling seharusnya melakukannya dengan kesadaran penuh ⟮mindfulness), sehingga arahan Kepala Sekolah ketika rapat, yaitu agar acara lebih banyak melibatkan orang tua siswa tidak terlupakan. Dalam menghadapi penolakan, Bapak Eling juga seharusnya menggunakan kesadaran diri, yaitu mengendalikan emosi.
B. Keterampilan Berelasi. Bapak Eling dapat menggunakan Keterampilan Berelasi, yang meliputi keterampilan menyampaikan pesan dengan jelas dan mendengarkan secara aktif, keterampilan menyatakan sikap setuju dan tidak setuju dengan sikap saling menghargai, dan keterampilan mengelola tugas dan peran dalam kelompok. Jika hal ini dilakukan, maka komunikasi dengan Kepala Sekolah tidak akan terhambat. Bapak Eling dapat menyampaikan perasaannya bahwa merevisi kembali proposal dan berkoordinasi kembali dengan tim acara akan memakan waktu padahal kegiatan sudah mepet. Kemungkinan Kepala Sekolah akan menyetujui proposal yang diajukan Bapak Eling.
2.2.a.4.1.e. Eksplorasi Konsep - Kasus 5
Pengantar dan Latar Belakang:
Bapak Eling adalah seorang guru PPKN SMP selama lebih dari 15 tahun. 5 tahun belakangan, ia juga berperan sebagai wakil kepala sekolah bidang kemuridan. Selain mengajar PPKN, perannya sebagai wakil kepala sekolah memberikannya tanggung jawab untuk merancang kebijakan pendisiplinan murid, melakukan supervisi dan sebagai pendamping dalam kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kemuridan. Pada bulan September, kepala sekolah menunjuk Bapak Eling sebagai ketua panitia perayaan ulang tahun sekolah.
Berikut kasus yang terjadi pada Bapak Eling yang pada akhir-akhir ini. Bacalah dan lakukan refleksi setelah membaca.
Kepala sekolah memiliki kepercayaan besar pada Bapak Eling serta melihat pengalaman yang dimiliki sudah jauh lebih banyak, ia diberi tanggung jawab ekstra dibanding dengan guru-guru yang lain. Itu sebabnya Bapak Eling dipilih untuk menjadi penanggung jawab acara penting sekolah dan menjadi wakil sekolah di forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Sebaliknya, setelah bekerja selama beberapa tahun di sekolah yang sama, Bapak Eling merasa mulai kewalahan dengan berbagai tanggung jawab tambahan yang harus dijalankan. Awalnya Bapak Eling merasa tugas tambahan tersebut sangat menantang. Meski demikian, sekarang dia tidak merasakannya lagi. Ditambah dirinya merasa akhir-akhir ini, kinerjanya sebagai guru juga semakin menurun. Karena itu, Bapak Eling terpikir untuk menulis surat pengunduran diri.
Pertanyaan diskusi.
- Apakah situasi yang dihadapi Bapak Eling? Mohon uraikan dengan singkat, padat, dan jelas.
- Berdasarkan pemahaman tentang KSE pengambilan keputusan yang bertanggung jawab berlandaskan kesadaran penuh (mindfulness) yang sudah Anda pelajari, bagaimana Bapak Eling dapat merespon situasi tersebut dengan kompetensi tersebut? Jelaskan alasan Anda
1. Situasi yang dihadapi Bapak Eling adalah kelelahan, stress akibat beban kerja yang tinggi, tidak mampu mengelola emosi dan mengelola diri sehingga merasa kewalahan dengan tugas-tugasnya. Bapak Eling juga kurang me-refresh pikiran, perasaan, dan tubuhnya, sehingga mengambil keputusan dengan kurang tepat.
2. Kompetensi Sosial dan Emosional yang diperlukan Bapak Eling dalam menghadapi masalah tersebut adalah:
A. Kesadaran diri-pengenalan emosi.
Dalam melakukan tugas-tugasnya, Bapak Eling seharusnya melakukannya dengan kesadaran penuh ⟮mindfulness), sehingga dapat mengelola emosi ke arah yang positif.
B. Pengelolaan Diri.
Dengan pengelolaan diri, Bapak Eling yang memikul tugas yang banyak dapat mengerjakan tugas tanpa ketegangan, konsentrasi penuh, dan kesadaran penuh. Dalam waktu-waktu senggang, Bapak Eling dapat mengambil liburan atau rekreasi untuk merefresh pikiran, perasaan, dan tubuh sehingga dapat mengerjakan tugas dengan baik.
C. Pengambilan Keputusan yang Bertanggungjawab.
Dalam menghadapi masalah, Bapak Eling seharusnya lebih terbuka tentang akar masalah sesungguhnya, menentukan alternatif solusi, memikirkan hasil dan konsekuensi dari alternatif yang ditentukan, mengambil satu alternatif yang diputuskan, dan merefleksi diri.
2.2.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 2.2
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Mendemonstrasikan pemahaman tentang implementasi 5 kompetensi sosial dan emosional di kelas dan sekolah.
Pertanyaan pemantik untuk pembelajaran ruang kolaborasi:
2.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 2.2
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran Kompetensi Sosial dan Emosional dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tugas 4.1: Membuat Rencana Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional bagi murid di Kelas.
Langkah-langkah yang dapat Anda ikuti:
- Tentukan minimal 2 kompetensi sosial dan emosional (KSE) yang akan Anda implementasikan. Berikan alasan pemilihan KSE tersebut.
- Pilihlah 1 RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) atau RPL (Rancangan Pelaksanaan Layanan) yang sudah ada dan pilihlah 2 KSE untuk diimplementasikan dalam pembelajaran tersebut.
- Anda dapat mengacu pada RPP yang dijelaskan dalam bagian D.1 dan D.2 dalam Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional pada tahap Eksplorasi Konsep.
- Sesuaikan penyampaian dan instruksi pembelajaran dengan konteks kelas Anda.
- Unggah RPP/RPL tersebut pada tautan yang diberikan.
2.2.a.7.1. Elaborasi Pemahaman - Modul 2.2
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat menggali ide-ide untuk mengkonsolidasi dan menumbuhkembangkan pemahaman tentang implementasi pembelajaran sosial dan emosional baik di kelas, sekolah, hingga keluarga dan komunitas.
2.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.2
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP melakukan refleksi pengetahuan sebelum, selama, dan sesudah mempelajari modul ini
2.2.a.9. Aksi Nyata - Modul 2.2
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Membagikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran sosial dan emosional dengan 4 indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah dan serta merefleksikannya.
Posting Komentar untuk "Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional"