Mendikbud Wacanakan UN Sebagai Penentu Kelulusan
Halo sobat blogger, Kali ini blog matematika menyinggung sedikit tentang pelaksanaan Ujian Nasional. Nah kali ini ada wacana baru tentang Ujian nasional yang akan menjadi penentu kelulusan. Wacana itu disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Muhadjir Efendi.
Saat ini memang Ujian nasional bukan sebagai penentu kelulusan sehingga banyak siswa yang tidak terlalu peduli dengan UN. Pokoknya yang penting ikut ujian pasti lulus.
Baca Juga : Adakah Negara Maju yang tidak memberlakukan Ujian Nasional ?
Nah Pemikiran pendek inilah yang membuat kita dari para pendidik agak kesulitan dalam menekan proses belajar-mengajar. Dengan dalih bahwa UN tidak menjadi kelulusan maka siswa kurang greget dalam mempersiapkan UN itu sendiri.
Nah wacana dikembalikannya eksistensi Ujian Nasional Sebagai syarat Penentu kelulusan akan membuat siswa menjadi lebih semangat dalam belajar. Saya setuju dengan wacana ini, tetapi tolong diperbaiki sistem nya. Artinya ada remedial jika ada peserta didik yang tidak mencapai nilai standar kelulusan.
"Ada remidial dua sampai tiga kali. UN bisa dimajukan pelaksanaannya, sehingga anak-anak bisa menempuh ujian ulang jika nilainya belum memenuhi standar," kata Muhadjir Efendi, di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Tanggal 17 Oktober 2019.
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menyebutkan pihaknya tidak akan berniat menghapus UJian Nasional. Sebab bagaimanapun keberadaan UN masih tetap diperlukan sebagai pemetaan pendidikan di Indonesia.
Karena UN adalah pemetaan Pendidikan di Indonesia, maka sudah sepatutnya UN di tingkatkan kembali statusnya menjadi penentu kelulusan agar nilai pemetaan pendidikan di Indonesia Meningkat.
Saat ini di tingkatan SMK sudah diwajibkan menggunakan UNBK, baik dengan status mandiri ataupun bergabung. UNBK memang melahirkan nilai yang sangat kredibel artinye nilai yang dihasilkan betul-betul nilai murni dari diri peserta didik. Walaupun kadang ada pihak-pihak yang mengaku menjadi pahlawan untuk mendongkrak nilai peserta didiknya.
Tetapi terlepas dari hal itu, kecurangan dalam UNBK relatif kecil dibandingkan dengan UNKP. Soal UNBK disimpan dalam VHD yang disincron paling lambat 2 hari sebelum pelaksanaan UNBK. Sehingga sangat sulit untuk di terobos.
Nah jika UNBK digabung dengan syarat penentu kelulusan siswa, maka saya sangat setuju. Dan pastinya siswa sangat antusias kembali untuk belajar.
Itulah sekedar curhatan singkat tentang ujian Nasional. Mudah-mudahan kita kembali seperti dulu. Merindukan siswa yang antusias belajar demi mendapatkan nilai yang di harapkan.
Walaupun tujuan akhir kita bukan hanya sekedar nilai, tapi dengan nilai itulah kadang cita-cita di depan mata bisa kita capai walaupun tidak semuanya. Sekian
Artikel Penting lainnya :
Saat ini memang Ujian nasional bukan sebagai penentu kelulusan sehingga banyak siswa yang tidak terlalu peduli dengan UN. Pokoknya yang penting ikut ujian pasti lulus.
Baca Juga : Adakah Negara Maju yang tidak memberlakukan Ujian Nasional ?
Nah Pemikiran pendek inilah yang membuat kita dari para pendidik agak kesulitan dalam menekan proses belajar-mengajar. Dengan dalih bahwa UN tidak menjadi kelulusan maka siswa kurang greget dalam mempersiapkan UN itu sendiri.
Nah wacana dikembalikannya eksistensi Ujian Nasional Sebagai syarat Penentu kelulusan akan membuat siswa menjadi lebih semangat dalam belajar. Saya setuju dengan wacana ini, tetapi tolong diperbaiki sistem nya. Artinya ada remedial jika ada peserta didik yang tidak mencapai nilai standar kelulusan.
"Ada remidial dua sampai tiga kali. UN bisa dimajukan pelaksanaannya, sehingga anak-anak bisa menempuh ujian ulang jika nilainya belum memenuhi standar," kata Muhadjir Efendi, di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Tanggal 17 Oktober 2019.
Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menyebutkan pihaknya tidak akan berniat menghapus UJian Nasional. Sebab bagaimanapun keberadaan UN masih tetap diperlukan sebagai pemetaan pendidikan di Indonesia.
Karena UN adalah pemetaan Pendidikan di Indonesia, maka sudah sepatutnya UN di tingkatkan kembali statusnya menjadi penentu kelulusan agar nilai pemetaan pendidikan di Indonesia Meningkat.
UNBK Melahirkan Nilai UN yang Kredibel
Saat ini di tingkatan SMK sudah diwajibkan menggunakan UNBK, baik dengan status mandiri ataupun bergabung. UNBK memang melahirkan nilai yang sangat kredibel artinye nilai yang dihasilkan betul-betul nilai murni dari diri peserta didik. Walaupun kadang ada pihak-pihak yang mengaku menjadi pahlawan untuk mendongkrak nilai peserta didiknya.
Tetapi terlepas dari hal itu, kecurangan dalam UNBK relatif kecil dibandingkan dengan UNKP. Soal UNBK disimpan dalam VHD yang disincron paling lambat 2 hari sebelum pelaksanaan UNBK. Sehingga sangat sulit untuk di terobos.
Nah jika UNBK digabung dengan syarat penentu kelulusan siswa, maka saya sangat setuju. Dan pastinya siswa sangat antusias kembali untuk belajar.
Itulah sekedar curhatan singkat tentang ujian Nasional. Mudah-mudahan kita kembali seperti dulu. Merindukan siswa yang antusias belajar demi mendapatkan nilai yang di harapkan.
Walaupun tujuan akhir kita bukan hanya sekedar nilai, tapi dengan nilai itulah kadang cita-cita di depan mata bisa kita capai walaupun tidak semuanya. Sekian
Artikel Penting lainnya :
Posting Komentar untuk "Mendikbud Wacanakan UN Sebagai Penentu Kelulusan"